PARAMETER TODAYS, Balikpapan,
Balikpapan yang merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur, terus berbenah. Apalagi Kalimantan timur telah ditetapkan sebagai letak IKN (Ibu Kota Negara), wajar menyiapkan diri sejak dini. Balikpapan juga merupakan Miniatur Indonesia, ditandai dengan berbagai kuliner, etnis, Agama, Suku ada disini.
Disamping Suku Dayak, Kutai, Banjar, Tidung, Melayu, juga dari suku Sumatera, Aceh, Batak, Mandailing, Karo, Minang, Sumbangsel, Lampung, Komunitas Betawi, Parahiyangan, Cirebon, SOLO, Jogyakarta, Madiun, Tuban, Banyuwangi, Surabaya, Bali, Bugis, Makassar, Bone, Jeneponto, Muna, Buton, Shoppeng, Mandar, Toraja,NTT, Sikka, Maumere, Ambon, Papua. dan banyak lagi.
Suku – suku itu membentuk Paguyuban – paguyuban, yang sampai hari ini telah mencapai 108 Paguyuban.
Dari 108 Paguyuban tersebut tergabung dalam wadah FKPB (Forum Komunikasi Paguyuban Balikpapan). Yang mana FKPB tidak semua Kabupaten/Kota di Indonesia memilikinya.
FKPB yang merupakan kumpulan etnis, suku, kedaerahan, yang bertujuan membangun komunikasi antar daerah, etnis. Dengan adanya komunikasi antar daerah, komunitas dan etnis, maka diharapkan senantiasa tercipta kondusivitas Kota.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum FKPB terpilih priode 2021 – 2026 H.Sugito, Sabtu (03/07/2021) lewat telpon selulernya.
“Tujuan FKPB salah satunya sebagai sarana komunikasi antar etnis, Suku, kedaerahan yang ada di kota ini. Sehingga tetap terjaga kondusivitas kota Beriman,” pungkas Sugito berapi – api, yang juga merupakan penasehat PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) Kalimantan Timur.
Memang keberadaan wadah FKPB ini, sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Balikpapan. Terbukti sering terjadi gesekan bahkan percikan – percikan yang berbau SARA, namun dengan adanya FKPB ini, cepat teratasi.
FKPB merupakan kearipan lokal yang mesti dipertahankan keberadaannya. Walau pernah ada wacana akan dihapus atau dilebur menyatu dengan FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) yang merupakan bentukan pemerintah lewat permendagri no.34. tahun 2006.Yang fungsinya hampir sama, namun bedanya, FPK merupakan organisasi plat merah bersifat Nasional, sementara FKPB merupakan organisasi plat hitam bersipat Lokal.
Sebagai Ketua FKPB menaruh harapan besar kepada seluruh anggota untuk turut berperan aktif memajukan FKPB. Terutama kepada seluruh Ketua bidang, tunjukkan potensi masing – masing.
“Jangan pernah menunggu ide ketua, silakan buat ide masing – masing. Mari berusaha untuk bermanfaat bagi masyarakat banyak. Jangan hanya senang disebut sebagai pengurus tapi tak bekerja. Apalagi saat ini Negeri kita, khususnya Balikpapan sedang dilanda wabah. Mari kita berperan membantu pemerintah sebisa kita, untuk menanggulangi wabah. Sebagai anggota FKPB, bahkan ketua – ketua bidang, teruslah berinovasi, teruslah berpikir dan berpikir dan bekerja untuk kemajuan kota Balikpapan. Mandirilah dalam berkarya, selalulah berusaha untuk tangan di atas, jangan jadikan FKPB sebagai organisasi proposal. walaupun kita tak tutup mata sama bantuan pemerintah, tapikan kita juga harus jaga perasaan pemerintah,” papar pak H.Gito panggilan akrabnya sambil tertawa.
Peran serta FKPB disamping penyambung lidah pemerinta serta sebagai penjaga kondusivitas kota. Juga telah banyak dirasakan masyarakat sebagai pelopor pembauran serta fungsi sosial. Fungsi sosial yang sangat dirasakan masyarakat manfaatnya, termasuk membantu masyarakat yang ditimpa musibah, diantaranya kebakaran, kebanjiran, bedah rumah, membantu orang sakit, memulangkan warga yang meninggal, dan hal – hal yang berbau sosial lainnya.
Ketika media ini menanyakan, suka duka sebagai ketua FKPB, sambil berkelakar beliau berucap, “Saya tak perlu menyampaikan dukanyalah, karena ini resiko tanggung jawab. Tapi sukanya diantaranya, memperbanyak teman, memperbanyak melek daripada turu, ” sambil tertawa lepas mengakhiri pembicaraan dengan media ini”. (Rahmad Lubis)