Pengamat: Pejabat Publik Harusnya Jeli Memilih Diksi Menyampaikan Kritik
PARAMETER TODAYS, Jakarta – Perseteruan antara Anggota DPR RI Muhammad Syafii yang akrab disapa Romo Syafii dengan Wali Kota Medan Bobby Nasution menunjukkan perlunya kedewasaan berkomunikasi dalam ruang publik.
Pengamat Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan sebagai pejabat publik, mereka seharusnya lebih jeli dalam memilih diksi dalam menyampaikan kritik maupun menjelaskan persoalan yang ada terkait pemecatan Kadis Kesehatan Kota Medan Edwin Effendi.
“Romo menyebut Bobby dengan kata ‘ketularan berbohong’, itu menunjukkan Romo belum memiliki kedewasaan berkomunikasi. Sebaliknya, Bobby juga seharusnya menjelaskan fakta dan data yang membuatnya memecat Kadis Kesehatan, jangan mengaitkannya dengan hubungan kekeluargaan antara Romo dengan Edwin,” katanya kepada RMOLSumut, Jumat (30/4/2021).
Emrus menjelaskan, kata berbohong yang ditujukan kepada Bobby Nasution akan memicu ketidaknyamanan sebagai pemimpin. Begitu juga sebaliknya, balasan dari Bobby yang menyebut kritikan Romo karena didasarkan adanya pertalian kekeluargaan dalam rangka membela Edwin juga akan menimbulkan ketidaknyamanan.
Dalam konteks komunikasi yang akan menjadi konsumsi publik, seharusnya Romo menjelaskan fakta dan data yang menjadi alasannya menyebut Bobby berbohong. Begitu juga sebaliknya, Bobby menjelaskan kriteria dan kinerja serta kekurangan dan kelemahan sang Kadis yang membuatnya memutuskan untuk memecatnya.
“Sehingga masyarakat mendapat penjelasan yang lengkap. Nanti mereka sendiri yang akan menilai dan menyimpulkan. Apakah Bobby berbohong atau apakah kritik Romo memang karena faktor kekeluargaan dengan Edwin,” ujarnya.
Ditambahkan Emrus, secara teori, kesalahan dalam komunikasi yang dilakukan dengan sengaja akan sulit untuk ditarik sekalipun dengan meminta maaf.
“Pesan komunikasi, ketika kita representasikan kepada khalayak. Andaikan itu salah dan tidak sesuai etika tidak boleh ditarik dengan minta maaf, karena itu akan tersaving di peta kognisi orang,” ungkapnya.
Karena itu, Emrus menyarankan agar Romo dan Bobby Nasution dapat duduk bersama menyelesaikan persoalan komunikasi ini agar tidak memberi efek di tengah masyarakat. Sebab, persoalan komunikasi menurutnya dapat memicu polarisasi di tengah masyarakat.